Selasa, 11 November 2014

Lomba SBBN



       Pada suatu hari Hilda dan Ananta sedang menyantap makanan dikantin sekolah. Setelah menyantap makanan sampai habis mereka pun pergi ke kelas. Tiba-tiba pak kepala sekolah memanggil mereka berdua untuk datang ke ruangan kepala sekolah. Dengan sigap mereka langsung pergi.
        Sesampainya di ruangan kepala sekolah mereka duduk di sofa panjang berwarna hitam yang jaraknya dekat dengan meja kepala sekolah. Dengan ramah pak kepala sekolah bertanya kepada mereka berdua “ Hilda, Ananta. Kalian adalah murid yang sangat berprestasi disekolah ini. Bapak harap kalian mau menjadi perwakilan sekolah ini dalam acara SBBN ( Sekolah Bersih Bebas Narkoba ) yang akan dilaksanakan dari tanggal 7-16 desember mendatang. Bapak tidak akan memaksa kalian, jadi sekarang kalian rundingkan dulu. Besok sepulang sekolah kalian datang lagi kesini, mau ikut atau tidaknya biar pasti.” Hilda dan Ananta pun pamit lalu pergi ke kelas untuk mengikuti pelajar selanjutnya.
        Keesokan harinya mereka berdua telah sepakat untuk mengikuti acara SBBN, dan mereka pun sudah memberitahu orang tuanya masing-masing. Sepulang sekolah mereka pun langsung menuju ruang kepala sekolah untuk menemui pak Kepsek. Saat masuk ke ruangan itu mereka tidak melihat pak Kepsek. Mereka pun langsung bertanya kepada guru-guru disitu, ternyata pak Kepsek sedang ada acara ke luar kota mendadak dan akan pulang pada tanggal 15 Desember. Tapi guru-guru bilang kalau pak kepsek telah memberi amanat “ kalau Hilda dan Ananta setuju mengikuti acara, itu mereka harus membuat sekolah kita menang dengan cara :
1.   Memberitahu seluruh murid untuk selalu menjaga kebersihan
2.   Selalu mengecek seluruh siswa agar tidak akan ada yang menggunanakan narkoba
3.   Mengadakan acara bersih-bersih sekolah setiap sesudah istirahat
Dan jangan lupa kalian harus membersihkan gudang, karena gudang kita sudah sangat kotor” dengan sangat kaget Hilda dan Ananta mengiyakan semua kata guru itu. Mereka pun berterima kasih dan pamit, lalu pergi ke kantin.
        Sambil makan jus mereka berbincang panjang tentang perintah dari pak Kepsek. “ Hilda, gimana nih banyak banget perintahnya. Kirain aku Cuma sedikit dan gak akan menghabiskan banyak tenaga. Ternyata jauh dari perkiraan.” Ananta ngomel. “ udah lah terima aja. Lebih baik kita segera melaksanakan tugasnya biar cepet selesai. Sekarang kita bikin informasi terus tempelin di madding biar semua pada liat.” Hilda menenangkan. “ ya udah deh ayo!” jawab Ananta dengan semangat.
        “ sekarang semua siswa sudah tau perintah dari pak Kepsek, jadi sekarang tugas kita harus membersihkan gudang deh.” Ananta menjawab. Dengan sigap mereka langsung pergi kegudang. Mereka pun langsung pergi ke gudang.
        Tak terasa sekarang sudah tanggal 15 Desember. Hilda dan Ananta mengecek semua kelas dan siswa sesuai dengan perintah pak Kepsek. “ Sekarang penilaian tentang kebersihan lingkungan sekolah dan narkoba sudah selesai tinggal penyelesaian akhir gudang nih yang belum. Sebentar lagi pak Kepsek datang, jadi kita harus buru-buru.” Ucap Hilda. “ ya udh ayo kita harus berusaha sedikit lagi. GAMBATE!!!!” Ananta menjawab dengan semangat 45. Mereka berdua pun pergi menuju gudang.
        Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa kegiatan membersihkan gudang sudah selesai. Sekarang gudang sekolah sudah tidak terlihat seperti gudang lagi. Mereka berdua sudah sukses melaksanakan perintah pak Kepsek. Dan dengan kebetulan Pak Kepsek datang saat mereka sudah selesai dengan gudang, kelas, dan siswa. Mereka langsung ganti baju, lalu pergi ke lapangan.
        Pak Kepsek datang dengan sesingkat pidato tentang pentingnya menjaga kebersihan. Setelah itu pak Kepsek kembali bekerja. Semua murid kembali ke kelasnya masing-masing. Hilda dan Ananta pergi ke ruangan Kepala sekolah untuk membicarankan semuanya. Dengan panjang lebar mereka menceritakan seluruh kegiatan sampai sedetail-detailnya. Pak Kepsek sangat senang mendengarcerita mereka, tapi perjuangan belum selesai karena besok sekolah mereka akan dinilai oleh panitia lomba. Pak Kepsek, Hilda dan Ananta pun berdoa bersama agar ekolahnya menang dalam lomba.
        Keesokan harinya para panitia lomba datang dan langsung menilai semua sudut sekolah. Sesudah menilai mereka langsung pergi ke sekolah lain. Sebelum pergi panitia memberitahukan kalau pengumumnan pemenang akan dilakukan pada tanggal 10 Januari sesudah libur sekolah selesai.
        Sekarang tanggal 10 Januari Hilda, Ananta, Pak Kepsek dan seluruh warga sekolah sedang menantikan pengumuman lomba SBBN. Dengan sangat tegang mereka mendengar pengumuman dari sebuah layar yang sengaja dikirim langsung dari panitia lomba. “ pemenang lomba SBBN tahun ini jatuh Kepada…… perwakilan sekolah yang bernama…… HILDA DAN ANANTA….!!!!!!!!!! “ seluruh warga sekolah langsung bersorak dengan kemenangan sekolahnya. Pak Kepsek tidak salah memberikan tanggung jawab kepada Hilda dan Ananta. Hilda dan Ananta pun tak percaya.
        Pesan dicerita ini adalah jika kita diberi tanggung jawab oleh siapapun dan sebesar apapun kita harus menjalankannya dengan baik, dan lakukan tanggung jawab itu dengan kerja keras. JJJJ